Archive for 6 April 2011

POEM

Posted: 6 April 2011 in RAGAM

POEM#1

*Oleh Anugrah (kader HMI Psikologi)

Terbias puncak asa

Menggelayut mimpi diserabut akar logika

Berdesah para pencari cinta

Berjejar para pemangku rindu

Bungkam segala mayapada

Hadirkan sepi berselimut bisu

Disini kutoreh satu nama

Kala cinta memilih hempaskan duka

Taklukkan derita ditepian hati penuh damba (more…)

Tansformasi nilai-nilai Kohati demi mewujudjan instruktur yang berkualitas

*OLeh: Intan Fitria P (Dept. Litbang  HMI Psikologi UMM)

Training Kohati di selenggarakan pada tanggal 12-13 Februari 2011, Sabtu dan Minngu di BLK Singosari. Training ini di ikuti HMI-wati dari beberarapa komisariat HMI di Universitas Muhamadiyah Malang yaitu Komisariat Psikologi, komisariat FKIP, komisariat FISIP, komisariat Petrik , Komisariat FE, komisariat Persiapan Kesehatan dan komisariat FAI. Kegiatan ini bertujuan agar HMI-Wati bisa memahami tentang KOHATI secara menyeluruh serta dapat menjadi instruktur KOHATI handal dalam lingkup komisariat ataupun cabang. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 12 Februari pukul 13.00 WIB dengan acara pembukaan yang di buka oleh ketua Korkom UMM, Fadli Fahri Fauzan. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa materi yaitu Teaching Plan, dalam materi ini peserta diajarkan bagaimana cara menjadi pemateri yang baik, tidak merasa gugup, dan memahami peserta sehingga peserta tidak merasa bosan dan materi yang disampaikan dipahami oleh peserta. Sesuai dengan tujuannya materi berikutnya yaitu tentang sejarah KOHATI dan PDK (Pedoman Dasar Kohati), materi ini menjelaskan bagaimana Kohati terbentuk dan apa saja pedoman yang ada dalam KOHATI. Selain itu peserta juga diberi kesempatan untuk menjadi instruktur KOHATI dengan menerapkan teaching plan. Sehinngga acara ini tidak terasa membosankan karena peserta mempraktikan langsung menjadi seorang pemateri. Kegiatan ini ditutdup pada tangal 13 Februari pukul 17.00 oleh Ketua Korkom UMM Fadli Fahri Fauzan.

Rekayasa Pendidikan di Indonesia

Posted: 6 April 2011 in OPINI

*Oleh: Ria Fitriani (MPKPK HMI Psikologi UMM)

Terbayangkah kita tentang bagaimana menjadi seseorang yang pintar namun sesungguhnya kepintaran kita adalah hasil rekayasa publik yang sama sekali tak ada gunanya, selama kita masih bisa membaca, menulis, dan menghafal teori-teori tentang ilmu yang kita pelajari maka kita akan dianggap pintar, namun sadarkah kita bahwa sesungguhnya hegemoni politik bermain dalam  sistem pendidikan di negara ini, yang nyata-nyatanya mendapat peringkat 38 dari 39 negara pada pendidikan setingkat SD, matematika tingkat SLTP mendapat rangking 39 dari 42 negara, kemudian IPA hanya mendapati peringkat 40 dari 42 negara peserta yang mengikuti tes yang diadakan oleh International Educational Achievement (IEA). Peserta didik hanya dibiarkan berkutat pada teori namun tak pernah ditunjukkan fenomena yang sesungguhnya terjadi.

Sebenarnya di Indonesia ini banyak pelajar yang pintar buktinya pada masa pemerintahan BJ. Habibie dulu sempat berlangsung pertukaran pelajar antar negara, namun itu pun tak berlangsung lama. Politik kembali merenggut kesempatan anak bangsa untuk “dipintarkan”. Tentu kita pernah mengalami pergantian sistem pendidikan dari kurikulum 45, lalu menjadi KBK, sekarang bahkan maraknya sistem Akselerasi. Apakah semua itu effektif, justru terkesan mencoba-coba, apalagi dengan sekolah Akselerasi yang digunakan sekarang. Negara maju seperti Amerika malah sudah lama meninggalkannya, karena dari hasil penelitian ternyata siswa hasil akselerasi malah tidak matang baik dari segi pelajaran maupun psikis, mereka yang harusnya memiliki kematangan secara bertahap dan sesuai urutannya malah disuruh melompat dari tahap perkembangannya, akibatanya banyak siswa yang stress dan tidak siap menghadapi tekanan yang memang dari tahap perkembangannya belum saatnya dijalani. Indonesia terkesan membanggakan hal yang belum pasti kebenarannya. (more…)

Antara memilih dan dipilih

Posted: 6 April 2011 in OPINI

*Oleh : Alifah Nabilah (Ketua Umum HMI Komisariat Psikoogi UMM)

Sebelum membaca terlalu panjang lebar, dimohon pembaca bersedia melakukan kontrak bacaan terkait judul ini dngan saya. Pertama, apa yang tertulis pada bagian ini merupakan murni sudut pandang dari penulis. Kedua, penulis membebaskan pembaca untuk berpendapat sesuai dengan pemikirannya, sehingga protes diperbolehkn dalam hal ini.  Namun, silahkan dipatri baik-baik pendapat anda pada sanubari masing-masing. Terimakasih.

Baiklah. Karena pembaca yang saya hormati telah melanjutkan pada paragraph yang kedua, saya anggap, pembaca menyepakati persetujuan yang telah saya ajukan. (more…)